Selasa, 28 Februari 2012

>> PENGERTIAN DO'A || waiman cakrabuana

Dalam Al-Qur'an Lafadz Do'a dalam berbagai derivasi (turunannya) digunakan dalam berbagai arti, diantaranya:

a. IBADAH / MENYEMBAH

Dan jangan kamu berdoa (menyembah) selain Allah, sesuatu yang tidak memberi manfaat dan mudharat kepadamu...
(Surah Yunus ayat 106)

b.  MEMINTA

 ...mintalah kepadaKu, akan Ku perkenankan pintamu...
(Surah Al-Mukmin ayat 60)

c. Memohon pertolongan

...dan minta tolonglah kepada saksi-saksimu (sekutu-sekutumu) selain Allah jika kamu orang-orang yang benar.
(Surah Al-Baqarah ayat 23)

d. Pujian

Katakanlah Pujilah Allah atau Pujilah Ar-Rahman...
(Surah Al-Isra' ayat 110)

e. Ucapan

Ucapan mereka didalamnya ialah : Sunhanallah (QS Yunus ayat 10)

f. Seruan / panggilan

Yaitu pada hari DIa memanggil kamu...(Surah Al-Isra' ayat 52)

 
Maka atas dasar uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa "doa" adalah ucapan permohonan dan pujian kepada Allah SWT. dengan cara-cara tertentu disertai kerendahan hati untuk mendapatkan kemaslahatan dan kebaikan yang ada disisi-Nya. Atau dengan istilah Al-Tîbî seperti dikutip Hasbi Al-Shidiq "do'a" adalah "Melahirkan kehinaan dan kerendahan diri serta menyatakan kehajatan (kebutuhan) dan ketundukan kepada Allah Swt."
»»  SELENGKAPNYA...

Selasa, 21 Februari 2012

Taubat itu Indah || waiman cakrabuana

Kadang kadang musibah/ kesulitan itu adalah TEGURAN, jika mengenai hamba Allah yang shaleh, harapanya dengan teguran itu ia mau sadar akan kesalahannya dan kembali bertaubat kepada Allah SWT . 
Firman Allah SWT : 
“Dan Kami bagi-bagi mereka di dunia ini menjadi beberapa golongan; di antaranya ada orang-orang yang shaleh dan di antaranya ada yang tidak demikian. Dan Kami coba mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran).” (QS 7/168)
Ooo
 Bahkan dengan kesalahan yang diperbuatnya, jika ia mau bertaubat, bukanlah keburukan baginya tetapi kebaikan dan keberuntungan baginya, firman Allah: “Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah wahai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung” (QS. An-Nur 31)

Ibnu athailah berkata: 
MAKSIAT (DOSA) YANG MENIMBULKAN RASA RENDAH DIRI dan RASA MEMBUTUHKAN RAHMAT ALLAH,,,, LEBIH BAIK DARIPADA PERBUATAN TAAT YANG MEMBANGKITKAN RASA SOMBONG , DAN RASA BANGGA DIRI [kutipan Al-Hikam]
»»  SELENGKAPNYA...

Doa Kifarat Majelis || waiman cakrabuana

Firman Allah SWT:
“Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat makruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barang siapa yang berbuat demikian karena mencari keridaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar.” (QS 4/114)

Majelis atau pertemuan apapun “tidak akan menjadi kebaikan” jika tidak memuat salah satu dari 3 hal:
1-  Anjuran bersedekah -> pengelolaan ekonomi dan kesejahteraan umat
Bersedekah adalah mengeluarkan sebagian hartanya untuk semata-mata mencari ridha Allah SWT. Bersedekah itu ada yang sunnat hukumnya (QS 2/271, 57/18) ada juga yang wajib hukumnya seperti zakat, infaq (QS 9/103), mas kawin / mahar (QS 4/4), Fidyah (QS 2/196) dan lain lain.

Termasuk pertemuan dalam rangka memberi “anjuran bersedekah” juga adalah pertemuan agar kita (umat), berdaya upaya dan berusaha mencari penghasilan agar bisa bersedekah.

Pertemuan yang memuat didalamnya “anjuran bersedekah” berarti pertemuan dalam rangka:
a-  Mencari dan mengusahakan sumber sumber penghasilan yang halal
b-  Mengelola harta yang telah dicari dan diusahakan
c-  Menyalurkan harta dengan berkah agar bernilai sedekah

2-  Perintah berbuat kebaikan (ma’ruf) -> Pengelolaan Program Umat
Pertemuan yang didalamnya berisi anjuran agar berbuat kebaikan dan terhindar dari kemungkaran adalah pertemuan yang berilai Khair (baik dan berkah) disisi Allah.

Pertemuan yang memuat perintah atau anjuran berbuat ma’ruf (kebaikan) adalah pertemuan yang membicarakan program-program umat islam dalam rangka meraih ma’ruf yang paling besar yaitu “mardhatillah sejati”. Adalah program dalam rangka: memerdekakan umat/rakyat dari penjajahan manusia, yaitu dari hukum-hukumnya yang menjerat leher dan merantai kaki.

3-  Mengadakan Ishlah (Perbaikan) -> Pengelolaan sumber daya manusia
Pertemuan yang dilakukan untuk mengadakan perdamaian, menjauhkan dari pertengkaran, perpecahan dan perseteruan sesama umat Islam.

Mengadakan ishlah berarti, pertemuan yang dilakukan agar umat yang menjadi sumber daya Insan (rijal) bagi teraihnya mardhatillah ini menjadi cukup dan cakap dalam menunaikan tugas pengabdiannya.


Pertemuan seperti inilah yang bernilai kebaikan, diluar itu, tidak memiliki nilai kebaikan disisi Allah SWT.
Ooo



Dan agar pertemuan tersebut bernilai lagi, maka ada baiknya jika dipungkas dengan do’a sebagaimana dicontohkan Rasulullah. Do’a dalam rangka menutup forum atau majelis pertemuan yang baik. Do’a ini juga sering disebut dengan istilah doa Kifarat majelis / Doa penghapus dosa/kesalahan dalam bermajelis.




Artinya: ”Maha suci Engkau Ya Allah dengan segala puji bagimu. Aku bersaksi tidak ada Ilah (Tuhan) selain Engkau, Aku memohon ampunan dan taubat kepada-Mu” (HR Thabrani RA dan Hakim RA)

Semoga pertemuan kita menjadi barokah.


wallahu a'lamu bishowwab
wassalamu alaikum

waiman cakrabuana
»»  SELENGKAPNYA...

Minggu, 19 Februari 2012

:: Memohon Ampunan || waiman cakrabuana

Memohon Ampunan

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.  
(QS. Al-A'raf: 23)

Ini adalah do'a yang sangat populer, yang awalnya dipanjatkan oleh Nabiyullah Adam AS. Do'a, memohon agar Allah SWT mau mengampuni dan menyayangi diri karena kealfaan atau kedzaliman yang telah dilakukannya.

Nabi Adam AS dan istrinya Siti Hawa diperintahkan Allah tinggal di Jannah, dipersilahkannya keduanya untuk mengkonsumsi apapun yang tumbuh di Jannah, tetapi Allah menecualikan satu pohon agar "jangan didekati" (QS 7/19).

Rupanya setan menemukan celah untuk merayu Adam AS dan Siti hawa, ia seakan akan tampil sebagai advisor (penasehat) yang tulus, ia katakan kepada Adam AS dan Siti Hawa bahwa: "Tuhan kamu tidak melarangmu dari mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal (dalam surga)". (QS 7/20). Tidak ketinggalan, setan membumbui tipuannya dengan bersumpah, Dan dia (syaitan) bersumpah kepada keduanya. "Sesungguhnya saya adalah termasuk orang yang memberi nasihat kepada kamu berdua", (QS 7/21)

maka syaitan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. Tatkala keduanya telah merasai buah kayu itu, nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga. Kemudian Tuhan mereka menyeru mereka: "Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan Aku katakan kepadamu: "Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?" (QS 7/22)

Teguran keras dari Allah SWT kepada Nabi Adam AS dan Siti Hawa  menyadarkan keduanya bahwa ia telah ditelanjangi setan dengan tipu daya dan bujuk rayunya yang berbisa. Maka dengan penuh penyesalan dan harapan besar diampuni dan dirahmati Allah SWT mulailah Adam AS berdo'a dengan redaksi do'a seperti diatas.

Oo
Manusia yang baik bukanlah manusia yang tampil tanpa kesalahan karena itu mustahil. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Setiap anak Adam itu mempunyai banyak kesalahan dan sebaik-baik orang yang mempunyai banyak kesalahan ialah orang-orang yang banyak bertaubat." (Hadits Riwayat Tirmidzi dan Ibnu Majah). Jadi orang baik itu bukan orang yang tidak pernah salah tetapi orang yang mau bertaubat jika menyadari telah berbuat salah. 

Allah juga memberi sifat muttaqin bukan bagi orang yang steril dari berbuat salah, tetapi orang yang mau kembali bertaubat jika telah berbuat salah.  "Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui." (QS Ali Imran (3) ayat 135)

Allah Maha Rahman dan Rahim... Kesalahan atau dosa manusia bisa berbuah pahala dan keberuntungan , jika ia mau bertaubat. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah wahai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung (QS. An-Nur  31). Dan Allah menghendaki untuk menerima taubat kalian.” (QS. An Nisaa’: 27).

“Dan orang-orang yang mengerjakan dosa-dosa kemudian bertaubat sesudahnya dan beriman maka sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Maha Pengampun dan Penyayang.” (QS. Al A’raaf: 153)

Tetapi, ALLAH SWT juga Maha PEMBERI ADZAB YANG KERAS... kesalahan atau dosa manusia bisa berbuah adzab  dan kehinaan , jika ia tidak mau bertaubat. Maka hendaknya orang-orang yang menyalahi perintah Allah takut akan ditimpa fitnah atau ditimpa adzab yang pedih. (An-Nur: 36).
 
“Wahai kaumku, minta ampunlah kepada Tuhan kalian kemudian bertaubatlah kepada-Nya niscaya akan dikirimkan kepada kalian awan dengan membawa air hujan yang lebat dan akan diberikan kekuatan tambahan kepada kalian, dan janganlah kalian berpaling menjadi orang yang berbuat dosa.” (QS. Huud: 52)


Billahi Fisabililhaq
wassalam


waiman cakrabuana
lembah biru
»»  SELENGKAPNYA...

Jumat, 17 Februari 2012

:: Memohon kekuatan DZIKIR, Syukur dan IBADAH || waiman cakrabuana

Doa Kita hari ini:

اللهم أعني على ذكرك وشكرك، وحسن عبادتك
“Allahumma a’inni ‘ala dzikrika wa syukrika wa husni ‘ibadatika’"

Artinya: " Ya Allah, bantulah aku untuk mengingat-Mu dan bersyukur kepada-Mu, serta agar bisa beribadah dengan baik kepada-Mu"

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Mu’adz, “Demi Allah, aku benar-benar mencintaimu. Maka janganlah kamu lupa untuk membaca doa di setiap akhir shalat: ‘Allahumma a’innii ‘ala dzikrika wa syukrika, wa husni ‘ibaadatik.’ (Ya Allah, bantulah aku untuk mengingat-Mu dan bersyukur kepada-Mu, serta agar bisa beribadah dengan baik kepada-Mu).” (HR. An Nasa’i [1303]  dan Ahmad [21614]  Sahih Sunan Abu Dawud. )

Ooo

Sesungguhnya Allah SWT telah mengkaruniai kita dengan berbagai nikmat yang dengannya kita dapat hidup (hayah) dan mendapat hidaYAH .  Dan seandainya kita sudi menghitung-hitungya, pasti tidak akan terhitung . Firman Allah: “Jika kalian menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kalian tidak dapat menghitung jumlahnya.” (QS.An-Nahl :18 dan QS.Ibrahim : 34)

Diatas hamparan karunia nikmat Allah itu, maka selayaknya kita berterimakasih kepada Sang Pemberi Nikmat.  Walaupun ungkapan rasa terimakasih kita kepadaNya, dengan gaya dan daya apapun,  sebenarnya tidak akan sanggup membalas nikmat yang diberikan.  Berkata Al-Hasan Al-Bashri Rahimahullah berkata Nabiyullah Daud ‘Alaihis Salam: “Wahai Rabbku, kalau seandainya setiap rambutku ini mempunyai dua lidah dan bertasbih kepadaMu sepanjang malam, siang dan masa, maka tidaklah memenuhi hak satu kenikmatan.” (‘Iddatu Ash-Shabirin Libnil Qayyim hal 206, Asy-Syukur Libnu Abi Dunya hal 25, Asy-Syu’ab Lilbaihaqi dishahihkan Syaikh Salim I’ed Al-Hilali wafaqahullah)

Allah SWT juga berfirman: Katakanlah, ‘Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan’" [ Yunus : 58]

Ungkapan terimakasih itulah yang disebut dengan istilah SYUKUR. Firman Allah Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”(QS Ibrahim ayat 7). Dengan bersyukur,  Allah jamin dengan tambahan nikmat dariNya.

Ibnul Qayyim menjelaskan: “Syukur itu bisa dilakukan oleh HATI dengan tunduk dan kepasrahan oleh LISAN dengan mengakui ni’mat tersebut dan oleh ANGGOTA BADAN dgn ketaatan dan penerimaan.” 



:: BERSYUKUR DENGAN HATI ::

Suasana jiwa orang yang bersyukur adalah suasana jiwa yang senang dan gembira. Gembira menerima nikmat Allah yang denganya ia mampu menjalani hidup dan menempuhi hidayah. Dia meyakini bahwa nikmat ini adalah mutlak pemberian dari Allah SWT, walaupun dihantarkan melalui makhluqNya.

I’tiraf (pengakuan) kepada Allah sebagai Pemberi nikmat dan Busyrah (bergembira) ini adalah dua cara BERSYUKUR  (berterimakasih) KEPADA  ALLAH dengan Hati.

[=] I’tiraf (pengakuan)  [=]  Lihatlah Baginda Nabi Sulaeman disaat mencapai kenikmatan besar berupa kekayaan melimpah dan Kerajaan yang kuat. Nabiyullah Sulaeman tidak mengklaim bahwa ini adalah semata hasil karya dirinya . tetapi Nabi Sulaiman a.s. berkata,“Ini adalah bagian dari karunia Allah, untuk mengujiku apakah aku bersyukur atau kufur.” (An-Naml: 40). Inilah contoh hamba Allah yang pandai bersyukur.

Sebaliknya, Qarun  adalah contoh orang yang kufur nukmat, Ketika Qarun mendapatkan harta yang sangat banyak, dia mengatakan, “Sesungguhnya harta kekayaan ini, tidak lain kecuali dari hasil kehebatan ilmuku.” (Al-Qashash: 78).

[=] Busyrah (bergembira) [=] Allah SWT berfirman: Katakanlah, ‘Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan’" [ Yunus : 58]

Sungguh Syukur itu menghadirkan jiwa yang gembira, senang dan optimis. Sebaliknya orang yang kufur nikmat itu menghadirkan jiwa yang kurang bergembira, sedih dongkol dan lain lain. Sehingga orang yang pandai bersyukur itu, jika diberi musibah bukannya larut dalam kesedihan yang panjang, tetapi ia bersabar yang melahirkan keteguhan dan memohon tolong kepada Allah.

Dan segala nikmat yang ada padamu (datangnya) dari Allah, kemudian apabila kamu ditimpa kesengsaraan, maka kepada-NYAlah kamu meminta pertolongan."( QS. An-Nahl (16) : 53 )

Termasuk kurang pandai bersyukur, jika ketika mendapat nikmat ia merasa dimulyakan (bergembira) dan jika mendapat musibah ia merasa dihinakan (sedih). “Adapun manusia, apabila Rabbnya menimpakan ujian kepadanya dengan memuliakan dan mencurahkan nikmat kepadanya maka dia mengatakan, ‘Rabbku telah memuliakanku’. Dan apabila Dia mengujinya dengan membatasi rezkinya niscaya dia akan mengatakan, ‘Rabbku telah menghinakanku’. Sekali-kali bukan demikian…” (QS. al-Fajr :15-17)

Bersyukur dengan hati ini adalah hakikat daripada syukur itu sendiri.


:: BERSYUKUR DENGAN LISAN. ::

Setelah dalam jiwa selalu ada pengakuan akan kebesaran dan kemurahan Allah SWT yang telah memberi nikmat disertai rasa gembira dan senang hati, giliran ekspresi lisan. Ekspresi tulus dari seorang hamba karena luapan kegembiraan yang didasari pengakuan dari makrifatnya.

Ekspresi lisan adalah memuji dan mengucapkan Al-Hamdulillah. Dari Abu Umamah Al-Bahili Radhiallohu ‘anhu, berkata Rasululloh Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda: “Allah Subhanahu Wata’ala tidak memberikan suatu kenikmatan kepada seorang hamba, maka dia memuji Allah atas kenikmatan yang diberikan kepadanya kecuali pujian itu lebih afdhal daripada kenikmatan itu.” (Dihasankan Syaikh Albani di Ash-Shohih Al-Jami’ no.  5562)

Allah berfirman : Dan terhadap nikmat Tuhanmu, Maka hendaklah kamu ceritakan”  (Ad-Duhaa: 11)

Bersyukur dengan lisan berarti juga berdzikir (mengingat Allah), dan kita memohon agar diberi kekuatan untuk berdzikir. Firman Allah SWT:  “Ingatlah kepada-Ku, Aku juga akan ingat kepada kalian. Dan bersyukurlah kepada-Ku, janganlah kalian kufur.” (Qs. Al Baqarah [2]: 152)


:: BERSYUKUR DENGAN TINDAKAN ::

Belum dianggap bersyukur (berterimakasih) kepada Allah SWT jika belum diungkapkan dengan tindakan atau perbuatan yang sesuai dengan kehendak si Pemberi nikmat. Tindakan tersebut adalah Ibadah. Allah tidak menciptakan kita melainkan agar kita mengabdi / ibadah kepada Allah (QS 51/56), oleh karena itu, Allah juga memberi karunia nikmat agar dengan nikmat itu manusia mampu dan sanggup menunaikan pengabdian / Ibadah kepadaNya

Allah menyebutkan bahwa para nabi adalah hamba-hamba Allah yang paling bersyukur dengan melaksanakan puncak ketaatan dan pengorbanan. Dan contoh-contoh tersebut sangat tampak pada lima rasul utama: Nabi Nuh a.s., Nabi Ibrahim a.s., Nabi Musa a.s., Nabi Isa a.s., dan Nabi Muhammad saw. Allah swt. menyebutkan tentang Nuh a.s. “Sesungguhnya dia (Nuh a.s.) adalah hamba (Allah) yang banyak bersyukur.” (Al-Israa: 3)

Dan lihatlah bagaimana Aisyah r.a. menceritakan tentang pengabdian / ibadah Rasulullah saw. Suatu saat Rasulullah saw. melakukan shalat malam sehingga kakinya terpecah-pecah. Berkata Aisyah r.a., ”Engkau melakukan ini, padahal Allah telah mengampuni dosa yang lalu dan yang akan datang.” Berkata Rasulullah saw., “Tidak bolehkah aku menjadi hamba yang bersyukur?“ (Muslim)

Ooo

Mohonlah kepada Allah agar diberi kekuatan untuk berdzikir, bersyukur dan baiknya beribadah.
»»  SELENGKAPNYA...

Selasa, 14 Februari 2012

:: Apakah Iman-mu Yang Menjawab ? || waiman cakrabuana

Sudah menjadi rumusan baku bahwa setiap orang yang beriman kepada Allah SWT pasti akan diuji dengan berbagai ujian. Ujian itu akan terus berlangsung hingga teruji dan terbukti mana “Emas” mana “loyang”. Mana yang “benar-benar beriman” dan mana yang hanya “dusta” saja pernyataan “Imannya”. 



Ternyata memang banyak yang terhempas diterpa badai musibah, bahkan hingga menghempaskan Iman-nya, dan mulai menikmati penyimpangannya. Tak kuat memegang keimanan disaat-saat penuh krisis dan derita.

[29:2] Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan : "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?
[29:3] Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.

Rupanya mereka yang terhempas dalam kubangan penyimpangan tersebut “Keimanannya” tidak sampai kedalam hati hanya gumpalan teori dari mulutnya saja. Terbukti ketika musibah datang, yang menjawab bukan “Iman” dalam hatinya tapi mulutnya yang pandai bersilat dan berkilah.

[49:14] Orang-orang arab badui itu berkata: "Kami telah beriman". Katakanlah: "Kamu belum beriman, tapi katakanlah 'kami telah tunduk', karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu; dan jika kamu ta'at kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan mengurangi sedikitpun pahala amalanmu; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (AL HUJURAAT  ayat 14)

Saudaraku!
Dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 214, Allah SWT akan menguji keimanan seseorang dengan tiga ujian, yaitu:
1. Penderitaan -> (pisik)
2. Kemelaratan -> (ekonomi)
3. Goncangan -> (psikologis)

[2:214] Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.


Secara kausalitas, ketiga derita tadi bisa datang sebagai kesalahan atau kecerobohan diri tetapi bisa juga sebagai rencana atau makar musuh Islam yang hendak memadamkan cahaya Allah SWT.

[8:30] Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik Pembalas tipu daya.

Tetapi berbahagialah saudaraku!, sebab berbagai ujian itu akan menghantarkan kita ke surga-Nya. Itu semua jika kita sanggup menjawab ujian itu dengan keimanan.

Sungguh, jika derita yang datang sebagai wujud ujian dari Allah ini kita jawab dengan "Keimanan", maka hasilnya akan melahirkan mukmin bermental prima yang menyandang "KESABARAN". Sabar itu adalah kekuatan jiwa yang nampak dari tetapnya ia dalam jalan Fisabilillah bderjuang dan berkarya. Tidak menyerah karena kasus, masalah dan segala kenyataan pahit.


[3:146] Dan berapa banyaknya nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar.

Tetapi sebaliknya, jika dihadapi bukan dengan Iman, tapi dengan perasaan, maka akan menghempaskan dia di jalan Allah. Merasa beban yang tak kuat ia pikul. Mundur teratur dari barisan hamba Allah yang berjuang demi tegaknya Islam. Patah semangat dan putus asa. Naudzubillah.
»»  SELENGKAPNYA...

:: Lembut namun Tidak bisa Ditusuk || waiman cakrabuana

Tidaklah Allah ciptakan alam ini dengan sia-sia.

Selalu ada tujuan mulia dan senantiasa ada pelajaran berharga dari setiap sosok makhluq. Kali ini cobalah sEdikit rileks sambil mengambil pelajaran dari GURU BISU kita yaitu "Air".

Ada sebait karya tutur dari master islamic shaolin yang sangat indah menggambarkan pengajaran berharga dari GURU BISU kita yitu "AIR":

Air bersifat mengalah,
namun selalu tidak pernah kalah 
Air mematikan api dan membersihkan kotoran.
Kalau merasa sekiranya akan dikalahkan,
air meloloskan diri Dalam bentuk uap dan kembali mengembun.
Air merapuhkan besi sehingga hancur menjadi abu
Bilamana bertemu batu arang,
dia akan berbelok untuk kemudian meneruskan perjalanannya kembali.
Air membuat jernih udara sehingga angin menjadi mati
Air memberikan jalan pada hambatan dengan segala kerendahan hati.
Karena dia sadar bahwa tak ada suatu kekuatan apapun Yang dapat mencegah perjalanannya menuju lautan.
Air menang dengan mengalah,
dia tak pernah menyerang Namun selalu menang pada akhir perjuangannya.

(Master Saeho-Master Lan She Lung the Islamic Shaolin Kung Fu)
---
 
Air bisa tersebar dimana-mana diseluruh daratan bumi ini, di dalam tubuh manusia, di dalam pohon dan di segala jenis makhluk. Tetapi ia memiliki tujuan yang jelas yaitu "LAUT". Pasti semua begerak dan mengalir kelaut, Tujuannya jelas, cita-citanya kuat. Inilah pelajaran pertama dari sang guru kita dalam kebisuan kata kata.

Gerakannya tegas mengarah ke tujuan, langkahnya pasti menuju lautan. Ia turun dari gunung melalui jalur darat yang terjal, ia membuka hambatan-hambatan dengan penuh kelembutan, kesabaran dan keuletan. Jika ia bertemu batu cadas yang keras, ia berkelok ke pinggirnya, jika dipinggirnya juga batu keras, ow... ia tertawan.

Air tak pernah menyerah, ia bergerak secara laten (rahasia), menembus pori-pori batu mencari celah jalan walau hanya sebesar lubang jarum atau lebih kecil, merembes terus menelusuri lorong-lorong mikro kecil sibatu keras yang menawannya. Sehingga muncul mata air, air keluar dari bebatuan, atau dari tanah-tanah subur. Sungguh perjalanan yang tak mudah dibaca dari rupa air yang lembut tetapi berhati kuat tegas menuju cita-cita.

Jika Sang batu tak bisa ditembus, karena sang batu berhasil merapatkan, dan memadatkan dirinya, tak sedikitpun memberi peluang air merembes, menerobos pertahanannya. Maka: Sang air akan dengan sabar menunggu kawanan air lain datang berkumpul, bersekutu menghadapi kepungan batu keras tadi. Jika sudah terkumpul, maka ia lampaui batu keras keatasnya dengan tenang tanpa menghancurkan batu keras tersebut.

Namun jika tidak bisa dilampaui, kadang sang air berubah menjadi uap, bersekutu dengan sang surya. Naik ke atas namun tidak untuk menuju matahari, ia hanya sekedar menebar diudara menjadi titik titik uap yang berserakan untuk kemudian menjatuhkan diri dengan lembut menjadi embun karena tujuannya adalah LAUT.

Tapi jika Sang surya tidak bisa dijadikan sekutunya maka ia bergeriliya untuk melubangi batu keras itu secara perlahan-lahan namun pasti. Tercipta rembesan rembesan ciptaan air, bukan lubang kecil bawaan sang batu. Tapi jika tidk bisa juga?, ia basahi... basahi... basahi batu itu agar menjadi rapuh.

Kadang sang batu terlalu kuat. Lantas bagaimana sang air?, apakah ia prustasi? patah semangat? kehilangan orientasi menuju tujuannya?.

Tidak tak ada kata menyerah kalah bagi sang air, ia teramat kukuh kuat memegang komitmen dan menuju cita-citanya. Sepertinya lembut, sepertinya lemah, seperti mengalah... ia KUAT... lebih kuat daripada batu atau baja yang mengepung dan menawannya. Ia akan menampakan dengan kekuatan sesungguhnya, ia hancurkan batu besar yang menawannya, ia jebol pertahananya... LUAR BIASA.

Kadang ia dipaksa membeku menjadi es. Namun pada waktunya ia bergerak mencair kembali... rupanya kekerasan dan kelembutan tak sanggup menahan gerak laju sang air yang berkeras menuju cita cita perjalannannya.

Ia lembut namun tak bisa ditusuk, tak bisa dipatahkan, tak bisa hancurkan dengan kekuatan apapun.
dia tetap eksis walau dengan berubah wujud, kadang cair, bisa jadi padat (es) bahkan bisa juga bersenyawa dengan udara menjadi uap. Dia dinamis dan pleksibel dalam wujud tetapi identitasnya tetap, eksistensinya tetap "AIR". 

Formasinya juga pleksibel, jika ditampung dalam botol akan membentuk botol, jika ditampung dalam gelas akan membentuk gelas. Dalam tubuh manusia, air akan keluar dalam format darah, keringat, nanah dan air mata. Sesuatu plesibilitas yang melelahkan tapi sanggup dijalani demi mencapai cita-cita. PLEKSIBEL DALaM FORMAT, DINAMIS DALAM GERAK, TETAPI TETAP EKSISTENSINYA DAN TETAP IDENTITASNYA.

YA ALLAH SUCIKANLAH (DOSAKU) DENGAN AIR, SALJU DAN EMBUN!!!!
ALLAHUMMAGSILNII BILMAAI WA TSALJI WAL BARODI
»»  SELENGKAPNYA...

:: Filosofi "Buah Kelapa" ... by: Waiman Cakrabuana

Kehidupan itu ibarat buah kelapa’, tergantung kesanggupan kita membedahnya sehingga mampu menikmati hasilnya, setelah dibedah.
 
Ada yang tidak sanggup mengupasnya sehingga tertipu ia menyangka intipati buah kelapa itu ya serabutnya saja…., ada yang sudah mau berpayah payah mengupasnya, hanya tidak tuntas sehingga beranggapan bahwa intipati dari buah kelapa adalah “batoknya”….,  ada yang mengupasnya tuntas hingga membuka batoknya dan menemukan daging dan airnya…., yang ketiga inilah yang sebenarnya berhasil mengupas intipati dari buah kelapa.
Kehidupan tidak jauh dari buah kelapa, ada yang tidak mau mengurai makna kehidupan sehingga ia tertipu oleh “kulit / cangkang”-nya kehidupan,…..pergerakannya hanya berputar putar diseputar perut (ekonomi), kemaluan (seksual) dan wajah (popularitas)…. dari pagi hingga malam (24jam) ngulibek’ (berputar) diseputar itu. Hidup “ananiyyah” (egois) hanya diri dan keluarganya yang diurus dan diperhatikan serta diutamakan dari segala hal…. Inilah HIDUP HISSI….
Manusia yang hidup dengan filosofis HIDUP HISSI …hanya berani, jika lapar; Hanya bergerak, untuk memuaskan nafsu syahwatnya;  hanya beraktifitas, untuk mengejar popularitas; … tapi jika ISLAM terjajah, ia tidak peduli;…. jika UMMAT ISLAM terdzalimi, ia acuh tak acuh; Jika program dan amanah kerisalahan terabaikan, ia tidak mau tahu. Sama sekali tidak ada agenda JIHAD Fisabilillah… tidak ada jadwal DAKWAH Ilallah
Dan mereka berkata: “Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang membinasakan kita selain masa”, dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja. [[QS 45/24 ]]

Hadits Rasulullah SAW: “Siapa yang tidak memperhatikan urusan umat Islam maka bukan termasuk mereka. Dan siapa yang pagi dan siangnya tidak menyampaikan nasihat kepada Allah, Rasul-Nya, kitab-Nya, imam dan umumnya umat Islam maka bukan termasuk mereka” (HR At-Tabrani)
Ada yang sudah mampu mengupas makna kehidupan dan menemukan intisarinya tetapi tidak tuntas ,… seperti mengupas buah kelapa baru sampai “batok” (tempurung) nya ia sudah berhenti dan mengatakan inilah intinya.
Manusia seperti ini adalah manusia yang sudah ada di dalam sabilillah (Islam) dan sudah melakukan pengabdian (ibadah) hanya sayang tidak totalitas, belum punya kesadaran yang cukup, belum memiliki keyakinan yang kuat dan belum punya tekad yang membaja.
  • Sehingga sering mudah berubah karena “coba” dan “goda”
  • Masih suka pilih pilih dalam menunaikan Darma bakti
  • kerap ragu dalam melakukan kebaikan
  • Selalu perlu motifasi dari orang lain dalam pergerakannya
  • Kadang suka merekayasa “keadaan” agar diijinkan untuk tidak melakukan tugas
  • Masih angin anginan, bagaimana kondisi, atawa kumaha “mood”-na, kadang mawa karep sorangan
  • tidak mau terpimpin dalam hidup berbaris
 Inilah Hidup Maknawi…. filosofis hidup maknawi.
Dan di antara manusia ada orang yang menyembah Allah dengan berada di tepi; maka jika ia memperoleh kebajikan, tetaplah ia dalam keadaan itu, dan jika ia ditimpa oleh suatu bencana, berbaliklah ia ke belakang. Rugilah ia di dunia dan di akhirat. Yang demikian itu adalah kerugian yang nyata. [[ QS 22/11 ]]
 Ada yang sudah mampu mengupas makna kehidupan dan menemukan intisarinya serta mampu menikmatinya dengan kepuasan, seperti pengupas buah kelapa yang sudah sanggup mengupasnya hingga menemukan daging dan air kelapanya.
Manusia seperti ini adalah manusia yang sudah ada Fi Sabilillah (Islam) dan sudah mendarmabaktikan seluruh kehidupannya dalam pengabdian yang totalitas… inilah filosofis hidup Ma’any
Hidupnya sudah dipergunakan untuk melakukan amal bakti sebanyakbanyaknya dan sesempurna sempurnanya Amal bakti yang timbul dari keyakinan yang kuat dan Iman yang teguh. Amal yang dilakukannya hanya karena mengharapkan Rahmat dan Ridho Allah semata
 
Orang yang hidup dengan filosofis hidup Ma’any ini sudah tidak mengenal sukar dan sulit, berat dan susah, takut dan was was dan lain lain yang akan mencegah manusia melakukan amal yang sempurna…. tentu filosofis hidup Ma’any ini tidak akan diraih tanpa kemurahan dan karunia Allah
Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya. [[ QS 2/207 ]]
»»  SELENGKAPNYA...

Senin, 13 Februari 2012

:: Dzikir Nabi Yunus AS mensirnakan Kesulitan || waiman cakrabuana

Dzikir kita hari ini:

لَّا إِلَهَ إِلَّا أَنتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنتُ مِنَ الظَّالِمِينَ
Laa Ilaaha Illa Anta  Subhanaka Inni Kuntu Minadz Dzalimiin
 

“Tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi) selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk dalam golongan orang-orang yang dhalim…!”
(QS. Al-Anbiya’/ 21: 87)

Nabiyullah Yunus AS adalah Nabi yang diutus Allah untuk menegakan Risalah di negeri Ninawa di Mosul (Iraq). Bertahun tahun beliau berdakwah dengan berbagai cara dan upaya, tetapi kebanyakan bangsa Mosul ini malah membantah dan mempermainkan Yunus AS. Hingga pada suatu saat beliau terhinggapi penyakit patah semangat, jengkel melihat kejahiliyyahan bangsanya.

Yunus As kemudian pergi meninggalkan bangsanya dalam keadaan MARAH. Qur’an merekamnya dengan redaksi : “Dan (ingatlah kisah) Zun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah” (QS 21/87).

Ini adalah kesalahan yang dilakukan oleh Yunus AS. Pergi meninggalkan bangsanya sendiri dalam keadaan Jahiliyyah. Padahal mendakwahi mereka itu adalah tugas suci beliau. Meninggalkan bangsanya bagi Yunus, berarti meninggalkan wilayah dan objek tugasnya, singkatnya mangkir dari tugas.

Sekilas Yunus mengira bahwa itu adalah wajar, karena ia telah diskiti dan didzalimi bangsanya karena tugas suci yang dipikulnya.

Kemudian ia pergi meninggalkan bangsanya menuju pulau lain dengan menaiki kapal laut. Ketika dia lari ke kapal yang penuh muatan. (Q.S. 37/ 140)

Tetapi Allah Ar-Rahman menegur tindakan Yunus As tersebut dengan memberi kesulitan / musibah. “lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), (QS 21/87).

Kadang kadang musibah/ kesulitan  itu adalah TEGURAN, jika mengenai hamba Allah yang shaleh, harapanya dengan teguran itu ia mau sadar akan kesalahannya dan kembali bertaubat kepada Allah SWT . Firman Allah SWT : “Dan Kami bagi-bagi mereka di dunia ini menjadi beberapa golongan; di antaranya ada orang-orang yang shaleh dan di antaranya ada yang tidak demikian. Dan Kami coba mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran).” (QS 7/168)

Bahkan dengan kesalahan yang diperbuatnya, jika ia mau bertaubat, bukanlah keburukan baginya tetapi kebaikan dan keberuntungan baginya, firman Allah:
Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah wahai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung (QS. An-Nur  31)

Ibnu athailah berkata: MAKSIAT (DOSA) YANG MENIMBULKAN RASA RENDAH DIRI dan RASA MEMBUTUHKAN RAHMAT ALLAH,,,, LEBIH BAIK DARIPADA PERBUATAN TAAT YANG MEMBANGKITKAN RASA SOMBONG , DAN RASA BANGGA DIRI [kutipan Al-Hikam]

Kesulitan apa yang diderita Yunus AS, sebagai teguran kasih sayang Allah kepadanya?. Jawabanya adalah dimakan Ikan besar; “Maka ia ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela. “ (QS 37/142). Dan tinggal dalam perut ikan dalam keadaan gelap dan sesak, seperti gelapnya kaum Yunus yang ditinggalkan oleh Yunus AS.

Segeralah Yunus AS introspeksi diri, bahwa ini adalah TEGURAN dari Allah SWT karena kejengkelannya kepada bangsanya yang menolak dAKWAH TAUHID menyebabkan ia kehilangan KESABARAN. Maka Yunus AS  berdzikir dengan redaksi kalimat Dzikir: Laa ilaaha illa anta subhaanaka inni kuntu minadh dhaalimiin

Firman Allah SWT: “maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap: "Bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim.” (QS 21/87).

Dzikir inilah yang menjadi washilah,  Allah mensirnakan kesulitan Yunus AS, dalam gelapnya perut ikan besar sekaligus menyelamatkan nyawa YUNUS AS terancam mati dalam kehinaan.

Firman Allah SWT: “Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah, niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit.” (QS 37/143-144)

Yunus AS dimuntahkan dari perut ikan di pantai tandus. Firman Allah : “Kemudian Kami lemparkan dia ke daerah yang tandus, sedang ia dalam keadaan sakit.” (QS 37/145)

Keluarlah Nabi YUNUS AS dari segala kesulitannya selama ini, dan setelah pulih dari sakitnya, ia  kembali menunaikan tugas sucinya BERDAKWAh. Ini adalah bentuk Taubatnya YUNUS AS.

Oo
Dzikir Nabiyullah Yunus AS ini  adalah dzikir yang memiliki faedah untuk mensirnakan kesulitan kesulitan besar dalam hidup, sehingga do’a orang yang berdzikir dengan dzikir Nabiyullah Yunus termasuk do’a yang mustajab

Hal ini pernah disebutkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,


Doa Dzun Nuun (Nabi Yunus) ketika ia berdoa dalam perut ikan paus adalah: LAA ILAAHA ILLAA ANTA SUBHAANAKA INNII KUNTU MINAZH ZHAALIMIIN (Tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk diantara orang-orang yang berbuat aniaya). Sesungguhnya tidaklah seorang muslim berdoa dengannya dalam suatu masalah melainkan Allah kabulkan baginya.”

(HR. Tirmidzi no. 3505. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).

Wallahu A'lam Bishshowwab
semoga bermanfaat

wassalam
waiman cakrabuana

»»  SELENGKAPNYA...

Selasa, 07 Februari 2012

:: Harapan dan Angan Angan || waiman cakrabuana

Seorang petani yang mencari benih unggul Padi, sengaja ia memilih yang terbaik, walau sedikit mengeluarkan “biaya lebih” dari kantongnya. Dia olah tanah sawahnya dengan cara terbaik, walau sedikit menghabiskan “waktu lebih” di sekotak sawahnya. Tidak lupa ia memupuk dengan pupuk alami dan kimia sesuai arahan “mentornya” di kelompok tani. Setiap hari ia mengolah tanahnya, mengusir hama dan gulma yang akan menggerogoti tanaman pertaniannya, walau kerap ia menggunakan “tenaga lebih” untuk itu.


Kiranya inilah petani yang boleh berHARAP 3 bulan lagi ia akan memanen hasil usahanya. Bahkan wajib “berharap lebih” karena ia telah menggunakan WAKTU, BIAYA, dan TENAGA “lebih” dari yang lainnya dalam mengelola dan memelihara tanaman pertaniannya.


Sebaliknya jika bukan benih unggul yang ditanam, tidak ditanam di lahan tanah yang subur, tidak mengolahnya dengan serius, tidak memelihara dengan tekun…  ia seringkali ongkang ongkang kaki, terlelap dalam lamunan di kursi malas, maka 3 bulan lagi akan memanen hasil taninya dengan hasil yang banyak itulah namanya “ANGAN ANGAN”.


Itulah bedanya Harapan (Roja’) dengan Angan-angan (Amaniy)

(Pahala dari Allah) itu bukanlah menurut angan-anganmu yang kosong dan tidak (pula) menurut angan-angan Ahli Kitab. Barang siapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong baginya selain dari Allah. (QS 4/123)

Barang siapa yang MENGHARAP pertemuan dengan Allah, maka sesungguhnya waktu (yang dijanjikan) Allah itu, pasti datang. Dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.(QS 29/5)
YA RABB!

Diantara Harap dan Angan ... aku berdiri
beri hamba kekuatan HARAP yang KUAT
dan sirnakan Ketinggian ANGAN-ANGANku

Hamba berharap
kelak digabungkan dengan jama'ah hamba-hamba-MU
diseru dengan seruan penuh RAHMAH
di persilahkan memasuki Surga-Mu
Hamba berharap bertemu dengan-MU
menatap Wajah-MU

menikmati keindahan estetika TERINDAH
duhai lezatnya....

RAbb!
Qabulkanlah.
»»  SELENGKAPNYA...

Senin, 06 Februari 2012

:: Puteraku || waiman cakrabuana

Puteraku
Jadilah kau pejuang kebenaran
"kebenaran" yang bersumber dari wahyu ilahy

majulah kelak jika sudah datang waktunya
jangan setapakpun engkau mundur
dan menjadi pengecut
yang berkalung takut dan ragu

tataplah duniamu saat ini
penuh dengan dusta bercampur nista
pukullah dengan kepalan tanganmu
hingga hancur berkeping keping
para pembela dusta dan nista

jadikan senyummu tersimpul indah
ketika tanganmu mampu menampar para tiran
jadikan teriakanmu
sebagai geledek
yang membuat telinga musuhmu ketakutan

puteraku
jangan kau dirundung duka
karena tiada tepuk tangan

jangan kau bersedih hati
karena sepinya pujian sesama

hendaklah engkau bersedih
jika tugas juangmu belum tunai sempurna

hendaklah engkau berduka
jika Islam belum berwibawa

puteraku
jangan kau tiru aku
contohlah para Rasul Revolusioner
dari Adam hingga Muhammad

puteraku ini harapanku kepadamu
semoga kelak engkau mengerti
munajat ini
»»  SELENGKAPNYA...

Sabtu, 04 Februari 2012

:: Prasangka Yang Meragukan || waiman cakrabuana

Suatu hari seorang tua yang bijak membawa anaknya jalan jalan. Perbekalan sudah disiapkan dan kendaraan berupa seekor keledai juga telah didandani sebagai kendaraan tunggangan. Keledai itu tidak terlalu besar dan teramat kecil untuk ditunggangi dua orang.

Sampailah disatu kampung, namun tiba tiba penduduk kampung  pada mencemooh Orang Tua Bijak dan anaknya. Mereka didesa itu berkata: “Sungguh tidak berperasaan  kedua orang ini, tega teganya keledai kecil mereka tunggangi berdua”

Ooo

Demi mendengar hal itu, Orang tua Bijak yang memiliki Nama Luqmanul Hakim kemudian turun dan menuntun keledai. Masuklah mereka berdua ke suatu kampung berikutnya. Penduduk kampung pada mencela penunggang kuda, diantara mereka terdengar berkata: “alangkah kurang ajarnya sia anak itu”, umpat mereka, samar terdengar. “masa dia enek-enakan naik keledai sementara ayahnya sendiri dibiarkan berjalan menuntun keledai

Kini giliran si anak yang merasa gerah dicela dan dihujat penduduk kampung. Si anak kemudian mempersilahkan ayahnya (Lukmanul Hakim) untuk menunggangi keledai  dan ia akan berjalan menuntun keledai. Pertukaran posisi itu diminta si anak agar terbebas dari hujatan manusia.

Di kampung ketiga yang ia singgahi  ternyata sama saja mereka pada mengumpat si Ayah. “Dasar Orang Tua kejam, tega membiarkan anaknya berkeringat dan kelelahan berjalan menuntun keledai, sementara Orang Tuanya malah menikmati perjalanan dengan menunggangi keledai

Si anak mulai gerah dengan segala komentar-komentar manusia yang dia jumpai disepanjang perjalanan, sehingga akhirnya mereka (Lukman dan anaknya) sepakat untuk tidak menunggangi keledai tetapi menuntunnya bersama-sama. Alangkah tidak disangka oleh si anak,  ternyata diperjalanan mereka ditertawai oleh setiap yang dijumpai mereka. “Huh dasar orang bodoh, buat apa keledai itu dituntun, bukankah keledai itu binatang tunggangan” , demikian sebagaian umpatan penduduk kampung yang terdengar langsung oleh telinga si anak.

Akhirnya si anak menemukan ide gila, ia meminta agar keledai ini di panggul saja berdua, agar sepi dari komentar dan umpatan manusia. Tentusaja semakin keras saja komentar orang orang. Mereka  memandang kedua orang ini sudah gila,  karena bukannya ditunggangi keledai itu, malah dipanggul.

Ooo

Lukmanul Hakim telah memberi pelajaran bagi anaknya melalui rekreasi ruhani sebenarnya.

Bahwa prasangka manusia tidaklah akan sampai pada kebenaran sedikitpun. Dan bahwa hidup manusia tidak akan tentram jika terus menerus menginginkan respon baik dari sesama atau terus menerus menghindar dari komentar jelek manusia. Satu saja yang harus diikuti yatu WAHYU ALLAH. Bertindaklah lurus sesuai tuntunan wahyu Allah dan jangan ikuti prasangka manusia dengan itu hidupmu PASTI dan TENTRAM. Dan pasti apapun yang dilakukan manusia apakah itu adalah tindakan yang benar ataupun yang salah selalu saja ada yang berkomentar.

Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja. Sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikit pun berguna untuk mencapai kebenaran. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan (QS 10/36)

Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah). (QS 6/116)

Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu. (QS 2/147)
»»  SELENGKAPNYA...