Selasa, 14 Februari 2012

:: Lembut namun Tidak bisa Ditusuk || waiman cakrabuana

Tidaklah Allah ciptakan alam ini dengan sia-sia.

Selalu ada tujuan mulia dan senantiasa ada pelajaran berharga dari setiap sosok makhluq. Kali ini cobalah sEdikit rileks sambil mengambil pelajaran dari GURU BISU kita yaitu "Air".

Ada sebait karya tutur dari master islamic shaolin yang sangat indah menggambarkan pengajaran berharga dari GURU BISU kita yitu "AIR":

Air bersifat mengalah,
namun selalu tidak pernah kalah 
Air mematikan api dan membersihkan kotoran.
Kalau merasa sekiranya akan dikalahkan,
air meloloskan diri Dalam bentuk uap dan kembali mengembun.
Air merapuhkan besi sehingga hancur menjadi abu
Bilamana bertemu batu arang,
dia akan berbelok untuk kemudian meneruskan perjalanannya kembali.
Air membuat jernih udara sehingga angin menjadi mati
Air memberikan jalan pada hambatan dengan segala kerendahan hati.
Karena dia sadar bahwa tak ada suatu kekuatan apapun Yang dapat mencegah perjalanannya menuju lautan.
Air menang dengan mengalah,
dia tak pernah menyerang Namun selalu menang pada akhir perjuangannya.

(Master Saeho-Master Lan She Lung the Islamic Shaolin Kung Fu)
---
 
Air bisa tersebar dimana-mana diseluruh daratan bumi ini, di dalam tubuh manusia, di dalam pohon dan di segala jenis makhluk. Tetapi ia memiliki tujuan yang jelas yaitu "LAUT". Pasti semua begerak dan mengalir kelaut, Tujuannya jelas, cita-citanya kuat. Inilah pelajaran pertama dari sang guru kita dalam kebisuan kata kata.

Gerakannya tegas mengarah ke tujuan, langkahnya pasti menuju lautan. Ia turun dari gunung melalui jalur darat yang terjal, ia membuka hambatan-hambatan dengan penuh kelembutan, kesabaran dan keuletan. Jika ia bertemu batu cadas yang keras, ia berkelok ke pinggirnya, jika dipinggirnya juga batu keras, ow... ia tertawan.

Air tak pernah menyerah, ia bergerak secara laten (rahasia), menembus pori-pori batu mencari celah jalan walau hanya sebesar lubang jarum atau lebih kecil, merembes terus menelusuri lorong-lorong mikro kecil sibatu keras yang menawannya. Sehingga muncul mata air, air keluar dari bebatuan, atau dari tanah-tanah subur. Sungguh perjalanan yang tak mudah dibaca dari rupa air yang lembut tetapi berhati kuat tegas menuju cita-cita.

Jika Sang batu tak bisa ditembus, karena sang batu berhasil merapatkan, dan memadatkan dirinya, tak sedikitpun memberi peluang air merembes, menerobos pertahanannya. Maka: Sang air akan dengan sabar menunggu kawanan air lain datang berkumpul, bersekutu menghadapi kepungan batu keras tadi. Jika sudah terkumpul, maka ia lampaui batu keras keatasnya dengan tenang tanpa menghancurkan batu keras tersebut.

Namun jika tidak bisa dilampaui, kadang sang air berubah menjadi uap, bersekutu dengan sang surya. Naik ke atas namun tidak untuk menuju matahari, ia hanya sekedar menebar diudara menjadi titik titik uap yang berserakan untuk kemudian menjatuhkan diri dengan lembut menjadi embun karena tujuannya adalah LAUT.

Tapi jika Sang surya tidak bisa dijadikan sekutunya maka ia bergeriliya untuk melubangi batu keras itu secara perlahan-lahan namun pasti. Tercipta rembesan rembesan ciptaan air, bukan lubang kecil bawaan sang batu. Tapi jika tidk bisa juga?, ia basahi... basahi... basahi batu itu agar menjadi rapuh.

Kadang sang batu terlalu kuat. Lantas bagaimana sang air?, apakah ia prustasi? patah semangat? kehilangan orientasi menuju tujuannya?.

Tidak tak ada kata menyerah kalah bagi sang air, ia teramat kukuh kuat memegang komitmen dan menuju cita-citanya. Sepertinya lembut, sepertinya lemah, seperti mengalah... ia KUAT... lebih kuat daripada batu atau baja yang mengepung dan menawannya. Ia akan menampakan dengan kekuatan sesungguhnya, ia hancurkan batu besar yang menawannya, ia jebol pertahananya... LUAR BIASA.

Kadang ia dipaksa membeku menjadi es. Namun pada waktunya ia bergerak mencair kembali... rupanya kekerasan dan kelembutan tak sanggup menahan gerak laju sang air yang berkeras menuju cita cita perjalannannya.

Ia lembut namun tak bisa ditusuk, tak bisa dipatahkan, tak bisa hancurkan dengan kekuatan apapun.
dia tetap eksis walau dengan berubah wujud, kadang cair, bisa jadi padat (es) bahkan bisa juga bersenyawa dengan udara menjadi uap. Dia dinamis dan pleksibel dalam wujud tetapi identitasnya tetap, eksistensinya tetap "AIR". 

Formasinya juga pleksibel, jika ditampung dalam botol akan membentuk botol, jika ditampung dalam gelas akan membentuk gelas. Dalam tubuh manusia, air akan keluar dalam format darah, keringat, nanah dan air mata. Sesuatu plesibilitas yang melelahkan tapi sanggup dijalani demi mencapai cita-cita. PLEKSIBEL DALaM FORMAT, DINAMIS DALAM GERAK, TETAPI TETAP EKSISTENSINYA DAN TETAP IDENTITASNYA.

YA ALLAH SUCIKANLAH (DOSAKU) DENGAN AIR, SALJU DAN EMBUN!!!!
ALLAHUMMAGSILNII BILMAAI WA TSALJI WAL BARODI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar