Selasa, 14 Februari 2012

:: Apakah Iman-mu Yang Menjawab ? || waiman cakrabuana

Sudah menjadi rumusan baku bahwa setiap orang yang beriman kepada Allah SWT pasti akan diuji dengan berbagai ujian. Ujian itu akan terus berlangsung hingga teruji dan terbukti mana “Emas” mana “loyang”. Mana yang “benar-benar beriman” dan mana yang hanya “dusta” saja pernyataan “Imannya”. 



Ternyata memang banyak yang terhempas diterpa badai musibah, bahkan hingga menghempaskan Iman-nya, dan mulai menikmati penyimpangannya. Tak kuat memegang keimanan disaat-saat penuh krisis dan derita.

[29:2] Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan : "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?
[29:3] Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.

Rupanya mereka yang terhempas dalam kubangan penyimpangan tersebut “Keimanannya” tidak sampai kedalam hati hanya gumpalan teori dari mulutnya saja. Terbukti ketika musibah datang, yang menjawab bukan “Iman” dalam hatinya tapi mulutnya yang pandai bersilat dan berkilah.

[49:14] Orang-orang arab badui itu berkata: "Kami telah beriman". Katakanlah: "Kamu belum beriman, tapi katakanlah 'kami telah tunduk', karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu; dan jika kamu ta'at kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan mengurangi sedikitpun pahala amalanmu; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (AL HUJURAAT  ayat 14)

Saudaraku!
Dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 214, Allah SWT akan menguji keimanan seseorang dengan tiga ujian, yaitu:
1. Penderitaan -> (pisik)
2. Kemelaratan -> (ekonomi)
3. Goncangan -> (psikologis)

[2:214] Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.


Secara kausalitas, ketiga derita tadi bisa datang sebagai kesalahan atau kecerobohan diri tetapi bisa juga sebagai rencana atau makar musuh Islam yang hendak memadamkan cahaya Allah SWT.

[8:30] Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik Pembalas tipu daya.

Tetapi berbahagialah saudaraku!, sebab berbagai ujian itu akan menghantarkan kita ke surga-Nya. Itu semua jika kita sanggup menjawab ujian itu dengan keimanan.

Sungguh, jika derita yang datang sebagai wujud ujian dari Allah ini kita jawab dengan "Keimanan", maka hasilnya akan melahirkan mukmin bermental prima yang menyandang "KESABARAN". Sabar itu adalah kekuatan jiwa yang nampak dari tetapnya ia dalam jalan Fisabilillah bderjuang dan berkarya. Tidak menyerah karena kasus, masalah dan segala kenyataan pahit.


[3:146] Dan berapa banyaknya nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar.

Tetapi sebaliknya, jika dihadapi bukan dengan Iman, tapi dengan perasaan, maka akan menghempaskan dia di jalan Allah. Merasa beban yang tak kuat ia pikul. Mundur teratur dari barisan hamba Allah yang berjuang demi tegaknya Islam. Patah semangat dan putus asa. Naudzubillah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar